PSAK 68 "Nilai Wajar"

Tujuan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 68 tentang
 “Pengukuran Nilai Wajar”


Nilai wajar merupakan harga yang akan diterima untuk menjual suatu asset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Nilai wajar ini menekankan pada pengukuran berbasis pasar (market based). Pengukuran nilai wajar hanya untuk asset atau liabilitas tertentu, dengan itu ketika mengukur harus memperhitungkan karakteristik aset atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan harga asset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. sebagai contoh, kondisi dan lokasi asset dan pembatasan (jika ada), atas penjualan atau penggunaan asset tersebut.

Para pelaku pasar menggunakan asumsi yang akan digunakan ketika menentukan harga asset atau liabilitas tersebut. Dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam kepentingan ekonomik terbaiknya.

Harga yang akan diterima saat menjual aset atau membayar liabilitas di pasar utama (pasar yang paling menguntungkan) yaitu pada tanggal pengukuran dalam kondisi pasar saat ini (harga keluar) harga tersebut dapat di amati secara langsung atau estimasi menggunakan teknik penilaian lain.

Kategori input hirarki nilai wajar digunakan dalam teknik penilaian ada tiga level. Input yang dapat di observasikan adalah input yang dikembangkan menggunakan data pasar seperti harga di bursa saham yang dapat diamati setiap saat oleh pelaku pasar. Dan input yang tidak dapat di observasi adalah ketika data pasar tidak tersedia dan yang dikembangkan dengan menggunakan informasi yang terbaik.

Berikut level kategori input hirarki nilai wajar ada tiga:

Level
Karakteristik
Contoh


Level 1
·      Dapat di observasi
·      Harga kuotasi di pasar aktif (tanpa penyesuaian)
·    Harga saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia
·    Harga kontrak berjangka komoditas pertanian di Bursa Berjangka.


Level 2
·      Harga kuotasi di pasar aktif untuk item serupa
·      Harga kuotasi untuk item yang identic atau serupa, tidak ada pasar aktif
·    Harga penawaran yang diberikan dealer untuk sekuritas yan g tidak likuid dan dealer siap dan mampu untuk berinteraksi.



Level 3
·      Input yang tidak dapat diobservasi
·      Tetap diperlukan perspektif pasar
·    Data yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan
·    Nilai yang dihasilkan dari model yang dibuat dengan asumsi manajemen, yang tidak dapat dikaitkan dengan data pasar yang tersedia dan teramati


Level 1            : Merupakan harga kuotasian (tanpa penyesuaian) dipasar aktif untuk asset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.

Level 2            : Merupakan input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untukaset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.

Level 3            : Merupakan input yang tidak dapat diobservasi untuk asset atau liabilitas. Input yang tidak di observasi digunakan untuk mengukur nilai wajar sejauh input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia, sehingga memungkinkan adanya situasi dimana terdapat sedikit jika ada, aktivitas pasar untuk asset liabilitas pada tanggal pengukuran.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas PSAK 25 dan PSAK 10

KERANGKA KONSEPTUAL